Berpikir tentang apa yang bisa kita lakukan untuk hidup kita, apa yang bisa kita lakukan untuk anak kita, apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain, hewan, tumbuhan. Cukup! Itu semua bagian dari lingkungan. Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk lingkungan kita? Setidaknya, yang ada di sekitar kita.
Tak akan terasa berapa banyak yang kita lakukan untuk memenuhi konsumsi kita sehari-hari. Berapa banyak tenaga & waktu kita untuk bekerja, mendapatkan uang kemudian kita curahkan untuk konsumsi kita.
Dan di abad ini segala sesuatu telah diproduksi oleh pabrik dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan kita yang tiada habisnya. Agar barang tidak mudah busuk atau rusak maka pabrik menambahkan pengawet. Agar barang tampak menarik, pabrik menambahkan pewarna, pewangi, dan polesan. Dan, agar barang tidak mudah hancur saat didistribusikan, pabrik membuat kemasan terbaik untuk produk mereka.
Sebagai konsumen tentu kita senang ketika dimudahkan. Setiap saat kita membutuhkan sesuatu, kita tinggal membelinya dari toko-toko terdekat. Tentu saja setiap barang dibungkus dalam kemasan. Lalu akan ada berapa banyak kemasan dalam satu rumah, dua rumah, tiga rumah. Banyak sekali. Apa rumah kita memiliki space yang cukup untuk menampung kemasan-kemasan itu? Apa TPA yang ada tetap akan muat? Apa lahan di bumi ini bisa melebar demi menampungnya? Di sisi lain, pabrik juga terus beroperasi, memproduksi barang sekligus dengan kemasannya, semakin lama semakin banyak.
Oke, sekarang lebih spesifik pada permasalahan sampah saja. Sebenarnya, ini bukan isu yang baru. Bahkan pendidikan tentang sampah sudah disisipkan kesegala lapisan. Sekolah-sekolah, pemerintahan, sudah banyak melakukan edukasi, tapi rasanya semuanya hanya sesaat. Padahal umur bumi masih panjang. Bukankah semestinya kecintaan kita pada lingkungan juga harus terus-menerus. Bahkan, semestinya kecintaan ini juga kita turunkan pada anak cucu kita. Mungkin berbuat untuk sesuatu di luar diri kita itu tidak lebih ikhlas dibandingkan untuk diri sendiri. Jadi, mari kita bahas berapa pentingnya mengelola sampah bagi diri kita sendiri, baru kemudian untuk yang lain.
Sebenarnya, mengapa kita mesti mengelola sampah kita?
Mari kita berbicara tentang kuantitas. Jumlah sisa kumsumsi kita (a.k.a kemasan, a.k.a sampah) akan terus bertambah setiap harinya, sedangkan rumah kita tidak bertambah luas, sedangkan tempat sampah yang ada di rumah sebentar-sebentar pasti penuh. Apakah kita akan tidur, makan, bersantai bersama gunungan sampah di rumah kita? Sedangkan gunungan sampah di rumah adalah habitat yang mendukung pertumbuhan bibit penyakit.
Jadi, apa yang bisa kita perbuat?
Kelola sampah! Kita sering mendengar tentang 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Tentu saja itu bukan sekedar slogan. Pertama, yang perlu kita lakukan ialah, memilahnya sesuai jenis dan kegunaan.
Ketika, Moms menyimpannya secara terpilah dan menatanya, maka koleksi
barang bekas (a.k.a sampah) Moms akan tampak lebih rapi, meminimalisirnya dari sarang
penyakit, dan Moms akan mudah mendapatkannya ketika akan menggunakannya
kembali. Mari kita terapkan di rumah kita, Moms.
Apa yang harus kita lakukan pada sisa makanan di rumah kita?
Jika Moms memiliki hewan piaraan di rumah, seperti ayam, atau ikan (khususnya lele), maka Moms bisa menjadikannya campuran makanan bagi mereka selagi kondisi sisa makanan dirasa cukup aman untuk konsumsi mereka. Jika tidak, Moms bisa menggunakan komposter sederhana untuk mengurainya kemudian hasil kompos dapat Moms gunakan untuk menyuburkan tamanan di sekitar rumah. Ini yang namanya mereduce. Dengan begitu, tidak akan ada gunungan sisa makanan yang membususk, berbau, dan menjadi sumber penyakit di rumah kita.
Apa yang harus kita lakukan pada bungkus atau kemasan?
Oke, setiap barang mungkin akan dapat kita gunakan kembali. Misalnya kaleng bekas untuk pot atau gayung, kardus bekas untuk pembungkus paket atau sebagai storage. Begitu juga dengan kresek, tetrapack, botol, dll. Ini yang namanya reuse. Hanya butuh sedikit kreatifitas, Moms. Dan dengan metode reuse ini, Moms tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membeli barang-barang baru yang akan membuat rumah terasa lebih penuh dan sesak. Hidup hemat dengan reuse, Moms!
![]() |
Ini sampah rumah kami yang sudah dipilah. Sebagian sudah dijual ke pengepul. |

Percayalah, Moms... Dengan selalu membuang sampah pada tempatnya dan mengelola sampah di rumah sendiri, Moms telah melakukan edukasi yang benar. Kebiasaan ini akan menginspirasi anak-anak dan orang di sekitar kita. Jika ini dilakukan terus-menerus oleh kita, oleh anak-anak kita, dan orang-orang disekitar kita, kemudia orang-orang di sekitar mereka, maka kita tidak akan terlalu merisaukan nasib anak cucu kita kelak, karena bumi tempat mereka tinggal kelak tidak akan lebih sempit seperti jika kita tidak pernah berbuat apa-apa pada sampah.
Ini bukan hal besar, tapi akan luar biasa hasilnya jika kita mau melakukannya.
Ini bukan hal besar, tapi akan luar biasa hasilnya jika kita mau melakukannya.
No comments:
Post a Comment