9/19/17

Ngobrolin tentang Syukur

Dari mana kita akan mulai membicarakannya? Ini tentang rasa syukur, mengacu pada kepemilikan, yaitu pada apa yang kita miliki, dan atau atau yang orang lain miliki. Setiap saat kata "syukur" dengan mudah diucapkan dan sering sekali kita dengar. Tapi apakah esensi dari "syukur" itu sendiri sudah tertanam dan kemudian mengakar pada nurani kita atau belum....?

Apakah kita pernah kecewa ketika mendengar atau mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan....?

Apakah setelah kecewa, kemudian kita manjadi marah....?

Apakah kemudian kemarahan itu kita lampiaskan dalam bentuk kata-kata yang pedas?

Nah, cukup sampai di situ dulu. Pertanyaan-pertanyaan di atas menggambarkan tingkat ketidaksyukuran mulai dari tingkat sederhana dan bergerak progresif menuju tindakan destruktif. Dari kecewa menjadi marah, dari marah menjadi marah-marah, kemudian efeknya adalah menyakiti perasaan orang lain dan endingnya mengurangi rejeki kita sendiri.

Efek samping dari sikap tidak bersyukur itu sungguh berat. Kita akan membebani hidup kita dengan segala sesuatu yang tidak kita perlukan. Tidak bersyukur membuat orang lupa dengan padi yang tumbuh di kebunnya karena dia hanya fokus melihat pohon bunga terompet di halaman tetangga yang begitu indahnya. Padahal kebunnya sangat subur untuk tanaman padi tetapi memerlukan lebih banyak pupuk untuk menumbuhkan satu pohon bunga terompet. Orang yang tidak bersyukur akan mati-matian menambahkan pupuk di kebunnya demi menumbuhkan satu pohon bunga terompet seperti milik tetangga, dan dia lupa bahwa batang padinya akan layu ketika mendapatkan terlalu banyak pupuk. Bisa kita bilang bahwa tidak bersyukur itu tidak masuk akal. Jadi untuk apa kita harus menumbuhkan pohon bunga terompet di kebun kita yang tidak cocok dengannya. Terlalu banyak effort yang harus kita keluarkan. Sedangkan hasilnya juga tidak begitu kita perlukan. Karena pohon bunga terompet itu indah? Nah... Lalu bagaimana dengan padi yang tumbuh subur di kebun kita? Apakah padi yang begitu pentingnya sampai harus layu demi keindahan pohon bunga terompet? Gak worth it lah!

Bersyukur adalah memfokuskan diri pada apa yang kita miliki dan kita terima. Artinya, orang yang bersyukur mampu menikmati dan memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang ia terima dan miliki. Orang yang bersyukur mempu melihat fungsi dan manfaat dari segala sesuatu yang ia terima dan miliki. (Bisa dibolak-balik ya...) Dan dampaknya, orang bersyukur tidak perlu menyakiti hati orang lain, karena dia tidak akan mengeluarkan kalimat pedas untuk segala sesuatu yang ia terima, kemua dia tidak perlu menakuti orang lain, dan jalan rejekinya tidak ada yang dibuntukan oleh sikapnya. Amin

Sepele Moms, tapi sadar gak sadar suka susah dilakukan. Siapa yang suka komen gak enak pas nyicipin masakan...? Atau, siapa yang pernah kena komen gak enak atas masakannya...? Yang perlu kamu tahu bahwa, hati si pemasak akan terluka, dan akan dimungkinkan dia tidak mau lagi menyuguhkan masakannya padamu di lain waktu (meskipun masakannya udah jadi enak buanget). Kapok....

Yahh... Ini sih sekedar motivasi untuk diri sendiri agar tetap bersyukur, selalu merasa kenyang, bisa tidur nyenyak, selalu merasa cukup, dan tersenyum sepanjang hari.