4/14/16

Arti Sebuah Pekerjaan

Apa sih arti pekerjaan bagi teman-teman....?

Sebagian orang mungkin telah dipersiapkan untuk menjadi sesuatu sejak ia masih kecil oleh orang tuanya. Sebagian lagi, memiliki kesadaran untuk mempersiapkan dirinya sendiri sejak awal untuk sebuah tujuan. Dan sebagian lagi, tidak.

Saya lahir di sebuah daerah di Jawa yang secara geografis cukup terisolasi. Secara geografis daerah kami berada di tepi laut selatan, dan dikelilingi perbukitan yang sangat luas. Jalan-jalan disana lebih banyak terjal dan meliuk-liuk. Daerah kami tidak dilewati kendaraan umum yang menghubungkan daerah satu dengan yang lainnya. Otomatis, ini lebih sepi karena yang keluar masuk daerah kami hanya orang-orang yang memang memiliki tujuan ke daerah kami. Jangankan orang luar mau masuk ke daerah kami, kami yang ada di dalam daerah pun bahkan malas untuk bepergian ke luar. Rasanya perjalanan ke luar daerah itu memakan waktu yang lama dan melelahkan. Tak jarang orang yang akan bepergian dihantui oleh masalah mabuk kendaraan. Belum lagi kendaraan umum di daerah kami cukup langka. Mini Bus dari kota kebupaten menuju kota kecamatan kami saja hanya beroperasi antara pukul 6 pagi hingga pukul 2 siang. Bayangkan...

Dengan keadaan seperti itu, potensi akademik kami pun tidak berbanding lurus dengan wawasan yang luas. Mmm...? Bisa dimengerti?

Kembali pada masalah pekerjaan. Wawasan tentang pekerjaan ini ternyata cukup penting. Sayangnya wawasan tentang pekerjaan di daerah kami sangat minim. Pekerjaan yang orang tahu di daerah kami adalah petani tradisional, berdagang di pasar, menjadi guru, dokter, dan polisi. Dan menjadi guru adalah pilihan paling bagus, karena semua orang mungkin bisa menjadi guru. Ini lebih mudah dari pada menjadi dokter. Apabila negara mengakui, penghasilannya akan lebih banyak dibandingkan bertani secara tradisional dan ini tidak membutuhkan lebih banyak modal dibandingkan berdagang di pasar atau mendaftarkan diri pada akademi polisi. Kontan semua orang yang hanya puanya sedikit modal dan tidak menonjol secara akademis berlomba untuk menjadi guru. Hampir tidak ada orangg tua yang menyarankan anaknya untuk kuliah atau bekerja di bidang manajemen, hukum, komunikasi, atau teknik apalah-apalah. Adapun itu sangat minor.

Mendengar curhatan beberapa teman dan sanak-saudara. Betapa sulitnya mendapatkan pekerjaan yang sesuai dan menghasilkan di daerah kami. Begitu banyak lulusan sarjana pendidikan, banyak yang menjadi relawan di sekolah-sekolah demi akhirnya diangkat sebagi PNS yang masih gembling itu. Sebagian lagi, sarjana pendidikan yang hanya duduk-duduk di rumah. Sebagian lagi sarjana pendidikan yang bekerja apa saja demi hidup. Sebagian darii mereka kecewa, marah, dan menyalahkan... Kenapa mereka tidak pernah tau sebelumnya bahwa ada banyak hal yang dapat mereka pelajari selain menjadi sarjana pendidikan....? Jujur saja, saya justru kecewa pada kemarahan mereka!

Untuk apa marah...??

Saya adalah salah satu orang yang lahir dan hidup di lingkungan daerah saya, yang kemudian menjadi sarjana pendidikan, yang awalanya juga merasa kesulitan untuk bekerja, tetapi selalu bertekat melakukan pekerjaan apa saja. Saya tidak menyalahkan lingkungan saya dan  masa lalu saya. Saya merasa bahwa apa saja yang saya lalui sebelumnya adalah yang mampu membentuk diri saya saya saat ini. Banyak hal baik yang saya dapatkan. Secara umum ada banyak potensi yang kita miliki untuk bekerja, apalagi kalau sudah melewati jenjang sarjana pendidikan, wawasan, skill, dan kepribadian yang baik. Itu semua sudah cukup sebagai bekal agar seseorang mampu diterima bekerja di banyak tempat atau justru berwisausaha. Tinggal kitanya mau apa enggak...?  Karena bagi saya pekerjaan adalah "Apa saja yang bisa saya kerjakan untuk mendapat uang selain dengan jalan kejahatan." dan "Apa saja yang saya sukai dan sesuai dengan bakat dan keterampilan saya.". Saya rasa ini cukup untuk bekal kita semua terutama yang masih jobless di daerah saya. Move on Guys... Banyak yang bisa dilakukan selain mengeluh. Karena mengeluh sama halnya dengan menyia-nyiakan tenaga, emosi, dan waktu,


4/7/16

Suport Orang Dewasa Ketika Terjadi Kecelakaan Ringan pada Anak

Kemarin sore, sepulang kerja aku mendapatkan Darrel (2 tahun 11 bulan) sedang duduk bermain di lantai. Haii... Dia menyambutku, dan akupun bergabung dengannya di lantai. Kami sibuk bermain bersama. Beberapa saat, tiba-tiba nenek Darrel terdengar mengeluarkan kendaraan dari garasi. Darrelpun cepat-capat berlari mendatangi sumber suara.  Ia benar-benar ingin tahu kemana neneknya akan pergi. Tepat di depan pintu ia menurunkan kakinya, kemudian ia menjerit dilanjutkan tangisan tak berujung. Aku benar-benar bingung apa yang telah terjadi. Setelah kami (aku dan ibuku) berhasil menenangkannyan, ibuku menjelaskan apa yang terjadi siang tadi:

Siang tadi Darrel sedang menari dan berloncatan. Belakangan ini ia sedang gandrung dengan topeng dan Tarian Reog, maka ia senang sekali memakai Topeng Reok sambil menari, berputar-putar, dan berloncatan. Saking semangatnya dalam menari, ia tidak memperhatikan posisi kakinya kemudian terjatuh. Kemungkinan kakinya terkilir. Hingga dia merasa kesakitan bahkan ketika disentuh. Dengan sigap siang itu nenek Darrel segera memberikan pertolongan pertama. 

Sore itu kami tetap merawat kakinya, Darrel memang cukup kooperatif dalam setiap perawatan kesehatannya. Hingga malam hari, ia sangat ceria meski suhu kakinya terbilang cukup hangat dari biasanya. Darrel tidak mengeluh jika ia tidak harus berdiri. Malam itu kami terus mengamati apakah kakinya cukup kuat atau tidak untuk berdiri ataukah rasa trauma yang membuatnya enggan berdiri. Akhirnya kami menyimpulkan bahwa  kondisi kaki Darrel suadah baik, namun karena trauma, maka ia tidak mau berdiri sendiri kecuali dengan bantuan, dipapah, atau digendong. 

Ya ditlatenin aja, sampai ia percaya bahwa kakinya sudah cukup kuat untuk berjalan sendiri

Suport Orang Dewasa Ketika Terjadi Kecelakaan Ringan pada Anak:

1. Berikan Pertolongan Pertama
2. Tenangkan
3. Amati perkembangannya
4. Berika perawatan lanjutan
5. Ucapkan kalimat-kalimat positif yang menghibur dan memotivasi anak bahwa ia dapat melewati masa itu dengan kuat
6. Jangan paksa anak untuk menuruti kemauan anda
....



#latepost

Darrel dan Drum Milik Ayah

Setelah menemukan sepasangng stick drum dibawah meja secara tidak sengaja, tiba2 saja Darrel (2th, 8bln) memintaku mengambil drum milik ayah yang sudah lama kami simpan di gudang. Setelah aku bersihkan dia mulai dengan aksinya. Dia memainkan drum dan memintaku bernyanyi. Kami bernyanyi bersama, menari bersama, dan menuntaskan segala tawa siang ini. Pestaa...



#latepost

Semua Kok Pergi-pergi

Kemarin pagi, Darrel (2th 8bln) baru bangun pas aku mau berangkat kerja. 
Aku cium dia, aku pamitin, dan aku pesenin, "Nanti makan pake telur ya, Dek..." (nyadar gak sempet nyiapin sarapan sblm berangkat). 

Gak lama kemudian ayahnya juga berangkat, berikutnya kakeknya, terakhir dia lihat neneknya keluar rumah. 

Darrel bilang "Mau kemana, Ti? Aku ikut!". 

Si Nenek bilang "Mau pergi, kerja. Kamu dirumah aja." 

Sambil berlalu Darrel bilang "Semua kok pergi-pergi."
....


#latepost

Majalah Untuk Darrel

Adalah beberapa majalah lama yang belakangan lagi suka dibuka-buka sama Darrel (2th 8bln). Ada Media Pintar, Tuki, sama Percik Yunior. Sebenernya majalah ini untuk usia anak yang lebih besar, karena meski banyak gambar-gambarnya juga banyak terdapat tulisan di dalamnya. Secara umum, majalah ini berisi tentang pendidikan lingkungan. Dan, kebanyakan yg bisa diserap oleh Darrel adalah tentang menjaga kebersihan dan kesehatan. Seperti bagaimana cara mencuci tangan, kapan mencuci tangan, kenapa harus mencuci tangan. Di mana harus membuang sampah, kenapa sampah gak boleh di buang sembarangan, dll. 

Biasanya Darrel memintaku untuk menceritakan bagaimana cerita dalam komik atau gambar2 yg ada disana. Nah, kalu udah tahu ceritanya, besok atau lusa Darrel bakalan nunjukin majalah itu ke kakeknya, neneknya, ayahnya, temannya, atau siapa aja sambil ngejelasin isi cerita dalam majalah itu. Jadi kayak agen lingkungan gitu yak...

Nah, bangganya lagi... dalam majalah-majalah yang disukai Darrel ini ada beberapa karyaku. Hehe..
Ini adalah salah satu komik yang terdapat pada Majalah Percik Yunior,
dan gambar yang ada di sana adalah karyaku.

#latepost

Menjadi Ibu & Mengasuh Anak

Bagi sebagian orang menjadi ibu adalah mudah, tapi sebagian orang mengatakan bahwa itu tidak mudah. Bukan saja karena menjadi ibu membuatnya enggan, bukan. Banyak hal berbeda terjadi pada wanita yang berbeda. Contohnya saja saya.

Saya dibesarkan oleh keluarga yang lengkap yang tidak kekurangan dan tidak juga mewah. Ayah saya bekerja dan ibu saya full mengurus rumah tangga. Saya tidak pernah bilang ibu saya adalah wanita yang enak-enakan atau tinggal ongkang-ongkang di rumah. Kendati tidak bekerja mencari uang di luar rumah, ternyata pekerjaann ibu saya sangat banyak dan menyita waktu. Dan siapa saya...? Saya adalah seorang anak yang dari kecil aktif di luar rumah. Orang tua saya mendukung penuh apa yang saya lakukan di luar rumah sejak kecil. Ibu saya bahkan selalu membantu dan memudahkan semua yang saya lakukan. Meski demikian, saya bukan orang yang meutup mata pada pekerjaan domestik rumah tangga. Meski saya tidak ahli dan saya tidak bisa rutin menanganinya, tapi saya senang melakukannya. Sampai saat ini pun saya senan melakukannya. 

Yap, saya adalah pribadi yang dengan penuh kesadaran dan semangat mengerjakan pekerjaan domestik rumah tangga, tapi minus dalam mengasuh anak kecil. Entah kenapa, dari kecil saya memang tidak terbiasa mengasuh anak yang lebih kecil, bahkan sekedar mengajaknya bermain. Hingga saya terus mencoba dan mencoba. Di bangku kuliah, saya merasa butuh untuk mendekatkan diri pada anak-anak, karena saya menyadari bahwa mereka terlalu asing bagi diri saya. Saya mencoba terlibat sebagai relawan dalam beberapa kegiatan yang diadakan oleh lembaga non provid yang dekat dengan anak-anak. Di sana saya merasakan sedikit kemajuan. Hingga akhirnya saya menikah dan hamil. Selama kehamilan, saya terus belajar dan berusaha. Saya juga menanamkan keyakinan dalam diri saya bahwa "naluri ibu" akan saya dapatkan secara alami seiring kelahiran anak saya kelak. Tapi banyak hal baru yang tidak saya sangka sebelumnya setelah kelahirna anak saya, dan saya merasa jauh dari kata mampu. Ternyata anak-anak memang luar biasa. Menarik. Misterius. Tidak mudah ditebak. Dan... Sangat Menantang! Berapapun tantangan yang telah berhasil kita takhlukan, tidak akan semenantang Menjadi Ibu dan Mengasuh Anak.